BAHAN KULIAH
Materi-materi mata kuliah yang saya ajarkan
Cari Blog Ini
Kamis, 03 Maret 2011
BALANCE SCORECARD
Jumat, 08 Oktober 2010
Teori Pengambilan Keputusan
Pendahuluan
Secara popular dapat dikatakan bahwa mengambil keputusan atau membuat keputusan berarti memilih satu diantara banyak alternatif. Setiap orang tidak harus pimpinan dapat membuat keputusan akan tetapi dampak keputusan yang ditimbulkan berbeda-beda, ada yang sempit dan ada yang luas ruang lingkupnya yang terkena dampak atau pengaruh tersebut. Hampir setiap hari, bahkan setiap saat selalu ada keputusan yang dibuat misalnya di rumah tangga, di kantor, atau di dalam organisasi/perusahaan. Pada umumnya suatu keputusan dibuat dalam rangka untuk memecahkan permasalahan atau persoalan (problem solving). Keputusan yang dibuat pasti ada tujuan yang akan dicapai terutama dalam kesuksesan organisasi/perusahaan pada masa yang akan datang.
Dalam dunia bisnis modern, kehidupan menuntut banyak sekali keputusan yang harus dibuat. Hal ini terkait dengan dengan cepatnya fluktuasi informasi yang ada terutama dalam informasi pasar global. Kecepatan, keakuratan dan ketepatan dalam membuat keputusan sangat mempengaruhi kopetensi organisasi/perusahaan dalam menciptakan daya saing yang unggul.
Inti dari pengambilan keputusan ialah terletak dalam organisasi/perusahaan berbagai alternatif tindakan sesuai dan dalam pemilihan alternatif yang tepat setelah evaluasi (penilian) mengenai efektivitasnya dalam mencapai tujuan yang dikehendaki pengambil keputusan. Pengambilan keputusan yang efektif merupakan tolok ukur keberhasilan organisasi/perusahaan dimasa depan.
Kategori Keputusan
1. Keputusan dalam Keadaan ada Kepastian
Apabila semua informasi yang diperlukan untuk mengambil keputusan lengkap, maka keputusan dikatakan dalam keadaan atau situasi ada kepastian. Dengan perkataan lain dalam keadaan ada kepastian kita dapat meramalkan secara tepat atau eksak hasil dari setiap tindakan (action).
Pemecahan: Deterministic
Teknik: a) Linear Programming, b) Model Transportasi, c) Model penugasan, d) Model Inventory, e) Model Antrian, f) Model Network
2. Keputusan dalam Keadaan ada resiko (risk)
Resiko terjadi kalau hasil pengambilan keputusan walaupun tidak diketahui dengan pasti akan tetapi diketahui nilai kemungkinan (probabilitasnya).
Pemecahan: Probabilistic
Teknik: a) Model Keputusan Probabilistic, b) Model Inventory Probabilistic, c) Model antrian Probabilistic.
3. Keputusan dalam Keadaan Ketidakpastian (uncertainty)
Ketidakpastian akan kita hadapi sebagai pengambil keputusan kalau hasil kuputusan sama sekali tidak tahu karena hal yang akan diputuskan belum pernah terjadi sebelumnya.
Pemecahan: tambahan informasi dan menggunkan “subjective probability” yaitu nilai probabilitas yang anda ciptakan sendiri.
Teknik: Analisis keputusan dalam keadaan ketidakpastian.
4. Keputusan dalam Keadaan ada Konflik (conflict)
Situasi konflik terjadi kalau kepentingan dua pengambil keputusan atau lebih saling bertentangan (ada konflik) dalam situasi konpetitif. Pengambil keputusan bisa juga berarti pemain (player) dalam suatu permainan (game).
Pemecahan: Terantung tindakan lawan
Teknik: Teori Permainan (game theory)
Faktor yang harus diperhatikan dalam Pengambilan Keputusan:
1. Hal-hal berwujud dan tidak berwujud.
2. Keputusan harus dapat dijadikan bahan untuk mencapai tujuan organisasi.
3. Keputusan jangan berorientasi kepentingan pribadi.
4. Jarang ada pilihan yang memuaskan.
5. Pengambilan Keputusan merupakan tindakan mental.
6. Pengambilan Keputusan yang efektif memerlukan waktu cukup lama.
7. Perlu Pengambilan Keputusan yang praktis untuk mendapatkan hasil yang lebih baik.
8. Keputusan hendaknya dilembagakan agar dapat diketahui apakah keputusan tersebut benar atau salah.
9. Keputusan merupakan awal dari serangkaian kegiatan berikutnya.
Langkah-Langkah dalam Pengambilan Keputusan
1. Rumuskan/identifikasi persoalan keputusan
2. Kumpulkan informasi yang relevan
3. Cari alternatif tindakan
4. Analisis alternatif yang fleksibel
5. Memilih alternatif terbaik
6. Laksanakan keputusan dan evaluasi hasilnya
Langkah menangani masalah:
1. Mengusahakan keterangan dan penjelasan tentang masalah itu.
2. Identifikasi sasaran atau tujuan kegiatan yang akan dilakukan.
3. Mengatur tingkat keberhasilannya.
4. Menentukan kriteria keberhasilan pencapaian tujuan.
5. Memperhatikan faktor lingkungan.
6. Meneliti alternatif pemecahan masalah sehingga diketahui masing-masing kenggulan dan kekurangannya.
7. Merumuskan model mana yang dimungkinkan untuk pemecahan masalah.
8. Mengumpulkan data untuk pengukuran dan memilih alternatif mana yang dianggap paling tepat.
9. Mengadakan perbandingan antara model yang satu dan model yang lain.
10. Menguji hasil analisis untuk lebih meyakinkannya.
11. Mempertimbangkan apapakh terdapat segi2 ketidakefisienan yang terjadi.
12. Mengadakan ringkasan, bila perlu menyertakan juga saran2nya.
Jumat, 09 Juli 2010
APLIKASI TEKNOLOGI INFORMASI
Pemahaman Umum
Keberhasilan pembangunan e-government tidak terlepas dari 5 komponen dasar yang menunjangnya, yaitu: 1. Perangkat keras yang meliputi perangkat komputer, sistem jaringan dan sistem telekomunikasi. Komputer yang digunakan perlu disesuaikan dengan kebutuhan apakah akan memakai microcomputer, minicomputer, atau mainframe, hal ini sangat tergantung dari jumlah data yang akan diolah. Sistem jaringan yang akan digunakan untuk komunikasi komputer perlu ditentukan apakah cukup dengan local area network, wide area network, atau gabungan keduanya. Untuk menghubungkan satu daerah dengan daerah lain dibutuhkan sistem telekomunikasi yang handal apakah menggunakan radio, telepon atau satelit, termasuk penyedia telekomunikasi mana yang digunakan. Kemungkinan lain adalah membangun sendiri fasilitas telekomunikasi sesuai dengan kebutuhan daerahnya sehingga tidak terjadi ketergantungan pada provider tertentu.
2. Perangkat lunak meliputi sistem operasi, bahasa pemrograman dan aplikasi komputer yang digunakan. Untuk menentukan sistem operasi yang digunakan perlu diperhatikan bahwa sistem tersebut sudah lengkap dan sesuai dengan kebutuhan. Bisa berbasis open source seperti Linux dan Solaris atau closed source software seperti prorietary. Untuk menentukan pilihan harus berhati-hati karena sistem operasi akan sangat menentukan kelancaran jalannya sistem, tidak saja secara teknologi tapi juga secara ekonomi, pilihlah sistem operasi yang secara teknologi mudah dikembangkan dan menyediakan kode program komputer terbuka artinya bahwa kode program yang dibangun untuk menjalankan komputer dapat di baca, dimodifikasi dan dikembangkan oleh para programmer lokal. Bila menggunakan sumber tertutup maka sulit untuk dikembangkan sendiri, artinya sistem yang dibangun akan terjadi ketergantungan pada pembuatnya atau pada vendor tertentu. Begitu juga untuk program aplikasi sebaiknya menggunakan sumber kode terbuka, sehingga siapapun programmer yang akan mengembangkan aplikasi dapat dengan mudah membaca sumber kodenya. Bila e-government ini akan dibangun dengan menggunakan open source software maka yang perlu diperhatikan adalah harus dapat meningkatkan kualitas sumberdaya manusia dibindang ICT sehingga dapat membuat, mengembangkan dan merawat sendiri sistem e-government yang dibangunnya.
3. Data meliputi data tekstual, suara, gambar, video, dan data spatial. Kebutuhan pengolahan, penyimpanan dan penyebarluasan data untuk e-goverment sangat bervariasi hal ini ditentukan dengan jenis data dan jumlah data yang diolah. Dalam pelaksanaannya jenis data tersebut dolah bersamaan dan disesuaikan dengan kebutuhan sistem informasi yang dibangun. Untuk sistem informasi yang berbasis perta biasanya menggunakan data spatial dilengkapi dengan gambar, suara, tekstual bahkan video. Hal ini merupakan e-government yang sangat ideal namun membutuhkan penyimpan data yang besar begitu juga sewaktu menginformasikan kepada masyarakat membutuhkan bandwidth yang cukup besar sehingga sistem dapat berjalan lancar, bila hal ini tidak dilakukan dengan cermat sistem yang dibangun akan sering hang, karena tidak ada sinkronisasi antara data yang diolah, perangkat lunak dan perangkat keras yang digunakan. Semua e-government memerlukan database. Database yang dibangun bisa terpusat (centralized database) atau tersebar (decentralized database), hal ini tergantung dari kebutuhan e-government yang dibuat dan harus ditentukan sewaktu tahapan desain sistem.
4. Prosedur meliputi cara menginstal perangkat lunak yang dibangun artinya harus ada dokumen pendukung untuk membantu para pengguna dalam melaksanakan pekerjaannya; cara memperbaiki sistem bila muncul masalah yang sederhana dan dapat diatasi oleh pengguna artinya harus ada dokumen “trouble shooting” (pemecahan masalah) yang mudah dimengerti oleh pengguna; cara menjalankan sistem atau dikenal dengan nama “system operating procedure” atau prosedur untuk mengoperasikan sistem, hal ini perlu ada dokumennya yang jelas dan mudah dimengerti, sehingga siapapun yang akan menjalankan sistem ini tidak akan mengalami kesulitan yang berarti.
5. Sumber daya manusia meliputi “system analyst” yang mempunyai keahlian dalam menganalisa sistem, diperlukan kalau akan membuat sistem informasi yang baru, sebelumnya harus dianalisis sistem yang sedanng berjalan, lalu ditentukan perbaikan apa yang harus dilakukan, programmer yang punya keahlian membuat dan mengembangkan program komputer terutama yang berbasis OSS sehingga akan dengan mudah dan cepat dalam membuat perangkat lunak yang diperlukan; administrator jaringan diperlukan karena e-government yang dibangun merupakan gabungan dari berbagai sistem informasi, seprti sistem informasi keuangan, kepegawaian, pajak, kependudukan, sekolah, rumah sakit, pendidikan tinggi, industri, pengusaha, perdagangan, dll. Administrator inilah yang mengelola dari semua sistem yang ada termasuk kelancaran jaringan komputer yang digunakan; teknisi diperlukan terutama untuk memasang dan menangani kerusakan yang minimal dari perangakat keras dan perangkat lunak yang sederhana sehingga sistem akan selalu berjalan tanpa harus menunggu dengan waktu perbaikan yang relatif lalam, teknisi yang melakukan pengentrian data ke sistem termasuk melakukan validasi data yang masuk terutama untuk data yang akan diakses masyarakat harus mempunyai kesalahan yang minimal, sehingga tidak banyak revisi.
Jnet: Jimbarwana Networking dari Jembrana
Salah satu pemerintah daerah yang berhasil menggunakan open source software untuk membangun sistem e-government nya adalah Kabupaten Jembrana di Bali. Jembarana membangun J-Net merupakan singkatan dari ‘Jimbarwana Networking’ yaitu jaringan yang mengintegrasikan kecamatan, desa-desa, sekolah, dll se-Kabupaten Jembrana, dalam rangka peningkatan kualitas pelayanan menuju ketata Pemerintahan yang baik (Good Governance), peningkatan kualitas pendidikan atau E-Learning, dan pemasyarakatan kemajuan teknologi informasi dan komunikasi kepada kalangan masyarakat atau E-People). J-NET dibangun untuk:
(1) Meningkatkan efektifitas pelaksanaan pemerintahan di daerah baik DPRD maupun Eksekutif melalui komunikasi timbal balik secara lebih cepat;
(2) Meningkatkan kwalitas pelayanan masyarakat melalui komputerisasi administrasi pemerintahan di tingkat Kecamatan, Desa dan Kelurahan, ada 31 Jenis Surat Keterangan;
(3) Meningkatkn kesejatraan masyarakat pada semua lapisan melalui akses jaringan internet yang dapat menjadi perangsang tumbuhnya simpul simpul ekonomi baru di pelosok desa;
(4) Meningkatkan kualitas intelektual anak didik melalui akses internet atau jaringan pendidikan nasional yang memungkinkan bagi pembelajaran elektronik; untuk menggunakan perangkat lunak legal sesuai dengan Undang-undang No. 19 Tahun 2002 tentak Hak atas Kekayaan Intelektual dalam mendukung administrasi Pemerintahan Kabupaten Jembrana;
(5) Meniadakan kesenjangan digital di lingkungan pemerintahan Kabupaten Jembrana. J-NET sangat membantu dalam menyediakan sumberdaya manusia dilingkungan Kecamatan, Desa dan Kelurahan di Kabupaten Jembrana yang mampu mengoperasikan dan mempergunakan aplikasi-aplikasi berbasis open source yang telah disediakan dalam rangka peningkatan kwalitas pelayanan terhadap masyarakat serta Penggunaan aplikasi open source dalam pemerintahan kabupaten Jembrana.