Cari Blog Ini

Jumat, 08 Oktober 2010

Teori Pengambilan Keputusan

Pendahuluan

Secara popular dapat dikatakan bahwa mengambil keputusan atau membuat keputusan berarti memilih satu diantara banyak alternatif. Setiap orang tidak harus pimpinan dapat membuat keputusan akan tetapi dampak keputusan yang ditimbulkan berbeda-beda, ada yang sempit dan ada yang luas ruang lingkupnya yang terkena dampak atau pengaruh tersebut. Hampir setiap hari, bahkan setiap saat selalu ada keputusan yang dibuat misalnya di rumah tangga, di kantor, atau di dalam organisasi/perusahaan. Pada umumnya suatu keputusan dibuat dalam rangka untuk memecahkan permasalahan atau persoalan (problem solving). Keputusan yang dibuat pasti ada tujuan yang akan dicapai terutama dalam kesuksesan organisasi/perusahaan pada masa yang akan datang.

Dalam dunia bisnis modern, kehidupan menuntut banyak sekali keputusan yang harus dibuat. Hal ini terkait dengan dengan cepatnya fluktuasi informasi yang ada terutama dalam informasi pasar global. Kecepatan, keakuratan dan ketepatan dalam membuat keputusan sangat mempengaruhi kopetensi organisasi/perusahaan dalam menciptakan daya saing yang unggul.

Inti dari pengambilan keputusan ialah terletak dalam organisasi/perusahaan berbagai alternatif tindakan sesuai dan dalam pemilihan alternatif yang tepat setelah evaluasi (penilian) mengenai efektivitasnya dalam mencapai tujuan yang dikehendaki pengambil keputusan. Pengambilan keputusan yang efektif merupakan tolok ukur keberhasilan organisasi/perusahaan dimasa depan.

Kategori Keputusan

1. Keputusan dalam Keadaan ada Kepastian

Apabila semua informasi yang diperlukan untuk mengambil keputusan lengkap, maka keputusan dikatakan dalam keadaan atau situasi ada kepastian. Dengan perkataan lain dalam keadaan ada kepastian kita dapat meramalkan secara tepat atau eksak hasil dari setiap tindakan (action).

Pemecahan: Deterministic

Teknik: a) Linear Programming, b) Model Transportasi, c) Model penugasan, d) Model Inventory, e) Model Antrian, f) Model Network

2. Keputusan dalam Keadaan ada resiko (risk)

Resiko terjadi kalau hasil pengambilan keputusan walaupun tidak diketahui dengan pasti akan tetapi diketahui nilai kemungkinan (probabilitasnya).

Pemecahan: Probabilistic

Teknik: a) Model Keputusan Probabilistic, b) Model Inventory Probabilistic, c) Model antrian Probabilistic.

3. Keputusan dalam Keadaan Ketidakpastian (uncertainty)

Ketidakpastian akan kita hadapi sebagai pengambil keputusan kalau hasil kuputusan sama sekali tidak tahu karena hal yang akan diputuskan belum pernah terjadi sebelumnya.

Pemecahan: tambahan informasi dan menggunkan “subjective probability” yaitu nilai probabilitas yang anda ciptakan sendiri.

Teknik: Analisis keputusan dalam keadaan ketidakpastian.

4. Keputusan dalam Keadaan ada Konflik (conflict)

Situasi konflik terjadi kalau kepentingan dua pengambil keputusan atau lebih saling bertentangan (ada konflik) dalam situasi konpetitif. Pengambil keputusan bisa juga berarti pemain (player) dalam suatu permainan (game).

Pemecahan: Terantung tindakan lawan

Teknik: Teori Permainan (game theory)

Faktor yang harus diperhatikan dalam Pengambilan Keputusan:

1. Hal-hal berwujud dan tidak berwujud.

2. Keputusan harus dapat dijadikan bahan untuk mencapai tujuan organisasi.

3. Keputusan jangan berorientasi kepentingan pribadi.

4. Jarang ada pilihan yang memuaskan.

5. Pengambilan Keputusan merupakan tindakan mental.

6. Pengambilan Keputusan yang efektif memerlukan waktu cukup lama.

7. Perlu Pengambilan Keputusan yang praktis untuk mendapatkan hasil yang lebih baik.

8. Keputusan hendaknya dilembagakan agar dapat diketahui apakah keputusan tersebut benar atau salah.

9. Keputusan merupakan awal dari serangkaian kegiatan berikutnya.

Langkah-Langkah dalam Pengambilan Keputusan

1. Rumuskan/identifikasi persoalan keputusan

2. Kumpulkan informasi yang relevan

3. Cari alternatif tindakan

4. Analisis alternatif yang fleksibel

5. Memilih alternatif terbaik

6. Laksanakan keputusan dan evaluasi hasilnya

Langkah menangani masalah:

1. Mengusahakan keterangan dan penjelasan tentang masalah itu.

2. Identifikasi sasaran atau tujuan kegiatan yang akan dilakukan.

3. Mengatur tingkat keberhasilannya.

4. Menentukan kriteria keberhasilan pencapaian tujuan.

5. Memperhatikan faktor lingkungan.

6. Meneliti alternatif pemecahan masalah sehingga diketahui masing-masing kenggulan dan kekurangannya.

7. Merumuskan model mana yang dimungkinkan untuk pemecahan masalah.

8. Mengumpulkan data untuk pengukuran dan memilih alternatif mana yang dianggap paling tepat.

9. Mengadakan perbandingan antara model yang satu dan model yang lain.

10. Menguji hasil analisis untuk lebih meyakinkannya.

11. Mempertimbangkan apapakh terdapat segi2 ketidakefisienan yang terjadi.

12. Mengadakan ringkasan, bila perlu menyertakan juga saran2nya.

Jumat, 09 Juli 2010

APLIKASI TEKNOLOGI INFORMASI

Aplikasi teknologi informasi dan komunikasi untuk membantu mengelola kegiatan informasi pemerintahan memberi peluang baru untuk melayani masyarakat dengan cepat, akurat, relevan dan tepat waktu. Selain masyarakat diuntungkan dengan layanan cepat dan terbuka, pemerintah juga diuntungkan dengan naiknya pendapatan asli daerah.

Pemahaman Umum
Keberhasilan pembangunan e-government tidak terlepas dari 5 komponen dasar yang menunjangnya, yaitu: 1. Perangkat keras yang meliputi perangkat komputer, sistem jaringan dan sistem telekomunikasi. Komputer yang digunakan perlu disesuaikan dengan kebutuhan apakah akan memakai microcomputer, minicomputer, atau mainframe, hal ini sangat tergantung dari jumlah data yang akan diolah. Sistem jaringan yang akan digunakan untuk komunikasi komputer perlu ditentukan apakah cukup dengan local area network, wide area network, atau gabungan keduanya. Untuk menghubungkan satu daerah dengan daerah lain dibutuhkan sistem telekomunikasi yang handal apakah menggunakan radio, telepon atau satelit, termasuk penyedia telekomunikasi mana yang digunakan. Kemungkinan lain adalah membangun sendiri fasilitas telekomunikasi sesuai dengan kebutuhan daerahnya sehingga tidak terjadi ketergantungan pada provider tertentu.

2. Perangkat lunak meliputi sistem operasi, bahasa pemrograman dan aplikasi komputer yang digunakan. Untuk menentukan sistem operasi yang digunakan perlu diperhatikan bahwa sistem tersebut sudah lengkap dan sesuai dengan kebutuhan. Bisa berbasis open source seperti Linux dan Solaris atau closed source software seperti prorietary. Untuk menentukan pilihan harus berhati-hati karena sistem operasi akan sangat menentukan kelancaran jalannya sistem, tidak saja secara teknologi tapi juga secara ekonomi, pilihlah sistem operasi yang secara teknologi mudah dikembangkan dan menyediakan kode program komputer terbuka artinya bahwa kode program yang dibangun untuk menjalankan komputer dapat di baca, dimodifikasi dan dikembangkan oleh para programmer lokal. Bila menggunakan sumber tertutup maka sulit untuk dikembangkan sendiri, artinya sistem yang dibangun akan terjadi ketergantungan pada pembuatnya atau pada vendor tertentu. Begitu juga untuk program aplikasi sebaiknya menggunakan sumber kode terbuka, sehingga siapapun programmer yang akan mengembangkan aplikasi dapat dengan mudah membaca sumber kodenya. Bila e-government ini akan dibangun dengan menggunakan open source software maka yang perlu diperhatikan adalah harus dapat meningkatkan kualitas sumberdaya manusia dibindang ICT sehingga dapat membuat, mengembangkan dan merawat sendiri sistem e-government yang dibangunnya.

3. Data meliputi data tekstual, suara, gambar, video, dan data spatial. Kebutuhan pengolahan, penyimpanan dan penyebarluasan data untuk e-goverment sangat bervariasi hal ini ditentukan dengan jenis data dan jumlah data yang diolah. Dalam pelaksanaannya jenis data tersebut dolah bersamaan dan disesuaikan dengan kebutuhan sistem informasi yang dibangun. Untuk sistem informasi yang berbasis perta biasanya menggunakan data spatial dilengkapi dengan gambar, suara, tekstual bahkan video. Hal ini merupakan e-government yang sangat ideal namun membutuhkan penyimpan data yang besar begitu juga sewaktu menginformasikan kepada masyarakat membutuhkan bandwidth yang cukup besar sehingga sistem dapat berjalan lancar, bila hal ini tidak dilakukan dengan cermat sistem yang dibangun akan sering hang, karena tidak ada sinkronisasi antara data yang diolah, perangkat lunak dan perangkat keras yang digunakan. Semua e-government memerlukan database. Database yang dibangun bisa terpusat (centralized database) atau tersebar (decentralized database), hal ini tergantung dari kebutuhan e-government yang dibuat dan harus ditentukan sewaktu tahapan desain sistem.

4. Prosedur meliputi cara menginstal perangkat lunak yang dibangun artinya harus ada dokumen pendukung untuk membantu para pengguna dalam melaksanakan pekerjaannya; cara memperbaiki sistem bila muncul masalah yang sederhana dan dapat diatasi oleh pengguna artinya harus ada dokumen “trouble shooting” (pemecahan masalah) yang mudah dimengerti oleh pengguna; cara menjalankan sistem atau dikenal dengan nama “system operating procedure” atau prosedur untuk mengoperasikan sistem, hal ini perlu ada dokumennya yang jelas dan mudah dimengerti, sehingga siapapun yang akan menjalankan sistem ini tidak akan mengalami kesulitan yang berarti.

5. Sumber daya manusia meliputi “system analyst” yang mempunyai keahlian dalam menganalisa sistem, diperlukan kalau akan membuat sistem informasi yang baru, sebelumnya harus dianalisis sistem yang sedanng berjalan, lalu ditentukan perbaikan apa yang harus dilakukan, programmer yang punya keahlian membuat dan mengembangkan program komputer terutama yang berbasis OSS sehingga akan dengan mudah dan cepat dalam membuat perangkat lunak yang diperlukan; administrator jaringan diperlukan karena e-government yang dibangun merupakan gabungan dari berbagai sistem informasi, seprti sistem informasi keuangan, kepegawaian, pajak, kependudukan, sekolah, rumah sakit, pendidikan tinggi, industri, pengusaha, perdagangan, dll. Administrator inilah yang mengelola dari semua sistem yang ada termasuk kelancaran jaringan komputer yang digunakan; teknisi diperlukan terutama untuk memasang dan menangani kerusakan yang minimal dari perangakat keras dan perangkat lunak yang sederhana sehingga sistem akan selalu berjalan tanpa harus menunggu dengan waktu perbaikan yang relatif lalam, teknisi yang melakukan pengentrian data ke sistem termasuk melakukan validasi data yang masuk terutama untuk data yang akan diakses masyarakat harus mempunyai kesalahan yang minimal, sehingga tidak banyak revisi.

Jnet: Jimbarwana Networking dari Jembrana
Salah satu pemerintah daerah yang berhasil menggunakan open source software untuk membangun sistem e-government nya adalah Kabupaten Jembrana di Bali. Jembarana membangun J-Net merupakan singkatan dari ‘Jimbarwana Networking’ yaitu jaringan yang mengintegrasikan kecamatan, desa-desa, sekolah, dll se-Kabupaten Jembrana, dalam rangka peningkatan kualitas pelayanan menuju ketata Pemerintahan yang baik (Good Governance), peningkatan kualitas pendidikan atau E-Learning, dan pemasyarakatan kemajuan teknologi informasi dan komunikasi kepada kalangan masyarakat atau E-People). J-NET dibangun untuk:
(1) Meningkatkan efektifitas pelaksanaan pemerintahan di daerah baik DPRD maupun Eksekutif melalui komunikasi timbal balik secara lebih cepat;
(2) Meningkatkan kwalitas pelayanan masyarakat melalui komputerisasi administrasi pemerintahan di tingkat Kecamatan, Desa dan Kelurahan, ada 31 Jenis Surat Keterangan;
(3) Meningkatkn kesejatraan masyarakat pada semua lapisan melalui akses jaringan internet yang dapat menjadi perangsang tumbuhnya simpul simpul ekonomi baru di pelosok desa;
(4) Meningkatkan kualitas intelektual anak didik melalui akses internet atau jaringan pendidikan nasional yang memungkinkan bagi pembelajaran elektronik; untuk menggunakan perangkat lunak legal sesuai dengan Undang-undang No. 19 Tahun 2002 tentak Hak atas Kekayaan Intelektual dalam mendukung administrasi Pemerintahan Kabupaten Jembrana;
(5) Meniadakan kesenjangan digital di lingkungan pemerintahan Kabupaten Jembrana. J-NET sangat membantu dalam menyediakan sumberdaya manusia dilingkungan Kecamatan, Desa dan Kelurahan di Kabupaten Jembrana yang mampu mengoperasikan dan mempergunakan aplikasi-aplikasi berbasis open source yang telah disediakan dalam rangka peningkatan kwalitas pelayanan terhadap masyarakat serta Penggunaan aplikasi open source dalam pemerintahan kabupaten Jembrana.

Kamis, 08 Juli 2010

PERANCANGAN SISTEM INFORMASI

Perancangan sistem informasi merupakan pengembangan sistem baru dari sistem lama yang ada, dimana masalah-masalah yang terjadi pada sistem lama diharapkan sudah teratasi pada sistem yang baru.
Sekarang dibahas:
-Siklus hidup
-Analisis Perancangan

SIKLUS HIDUP PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI (SYSTEM DEVELOPMENT LIFE CYCLES - SDLC)

Secara konseptual siklus pengembangan sebuah sistem informasi adalah sbb:
1.Analisis Sistem: menganalisis dan mendefinisikan masalah dan kemungkinan solusinya untuk sistem informasi dan proses organisasi.
2.Perancangan Sistem: merancang output, input, struktur file, program, prosedur, perangkat keras dan perangkat lunak yang diperlukan untuk mendukung sistem informasi
3.Pembangunan dan Testing Sistem: membangun perangkat lunak yang diperlukan untuk mendukung sistem dan melakukan testing secara akurat. Melakukan instalasi dan testing terhadap perangkat keras dan mengoperasikan perangkat lunak
4.Implementasi Sistem: beralih dari sistem lama ke sistem baru, melakukan pelatihan dan panduan seperlunya.
5.Operasi dan Perawatan: mendukung operasi sistem informasi dan melakukan perubahan atau tambahan fasilitas.
6.Evaluasi Sistem: mengevaluasi sejauih mana sistem telah dibangun dan seberapa bagus sistem telah dioperasikan.
Siklus tersebut berlangsung secara berulang-ulang. Siklus di atas merupakan model klasik dari pengembangan sistem informasi. Model-model baru, seperti prototyping, spiral, 4GT dan kombinasi dikembangkan dari model klasik di atas.


ANALISIS SISTEM
Alasan pentingnya mengawali analisis sistem:
1.Problem-solving: sistem lama tidak berfungsi sesuai dengan kebutuhan. Untuk itu analisis diperlukan untuk memperbaiki sistem sehingga dapat berfungsi sesuai dengan kebutuhan.
2.Kebutuhan baru: adanya kebutuhan baru dalam organisasi atau lingkungan sehingga diperlukan adanya modifikasi atau tambahan sistem informasi untuk mendukung organisasi.
3.Mengimplementasikan ide atau teknologi baru.
4.Meningkatkan performansi sistem secara keseluruhan.

Batasan analisis sistem:
Aktifitas yang dilakukan dalam analisis sistem harus dapat menjawab pertanyaan umum, sbb:
1.Sistem baru apakah yang akan dibangun? atau
2.Sistem apakah yang akan ditambahkan atau dimodifikasi pada sistem lama yang sudah ada?

Untuk itu secara detail harus dijawab pertanyaan-pertanyaan:
1.Informasi apakah yang dibutuhkan?
2.Oleh siapa?
3.Kapan?
4.Dimana?
5.Dalam bentuk apa?
6.Bagaimana cara memperolehnya?
7.Dari mana asalnya?
8.Bagaimana cara mengumpulkannya?

Proposal mengadakan analisis sistem:
Berisi:
1.Definisi yang jelas dan konsisten tentang alasan untuk analisis
2.Definisi batasan analisis yang akan dilakukan
3.Identifikasi fakta yang akan dikumpulkan dan dipelajari selama analisis
4.Identifikasi sumber dimana fakta dapat diperoleh
5.Uraian tujuan dan kendala yang mungkin dalam analisis
6.Proyeksi kemungkinan masalah yang akan terjadi selama analisis
7.Jadwal tentatif analisis

Sumber-sumber fakta yang dapat dipelajari untuk analisis sistem:
1.Sistem yang ada
2.Sumber internal lain: orang, dokumen, dan hubungan antara orang-organisasi atau fungsi ada
3.Sumber External: interface dengan sistem lain, seminar, vendor, jurnal, textbook dan informasi atau ilmu lain yang berada diluar sistem

Kerangka Analisis:
1.Analisis terhadap level pembuat keputusan (manajemen organisasi): menganalisa organisasi, fungsi dan informasi yang dibutuhkan beserta informasi yang dihasilkan.
2.Analisis terhadap flow informasi: mengidentifikasi informasi apa yang diperlukan, siapa yang memerlukan, dari mana asalnya.
3.Analisis terhadap input dan output.
Dalam analisis ini digunakan teknik dan alat bantu, a.l: interview, questionaire, observation, sampling and document gathering, charting (organisasi, flow, dfd, ER, OO, dll), decision table and matric

Laporan hasil analisis:
Laporan hasil analisis harus berisi:
1.Uraian alasan dan scope (batasan) analisis
2.Deskripsi sistem yang ada dan operasinya.
3.Uraian tujuan (objektif) dan kendala sistem
4.Deskripsi tentang masalah-masalah yang belum teratasi dan potensi masalah
5.Uraian tentang asumsi-asumsi yang diambil oleh analis sistem selama proses analisis
6.Rekomendasi-rekomendasi sistem yang baru dan kebutuhannya untuk desain awal
7.Proyeksi kebutuhan sumber daya dan biaya yang diharapkan termasuk dalam desain sistem baru atau memodifikasinya. Proyeksi ini termasuk kelayakan untuk proses selanjutnya.
Yang terpenting adalah bagian 6 dan 7.

Katagori aspek kelayakan:
1.Kelayakan teknis: kelayakan perangkat keras dan perangkat lunak.
2.Kelayakan ekonomi: apakah ada keuntungan atau kerugian, efisiensi biasa operasional organisasi.
3.Kelayakan operasi: berhubungan dengan prosedur operasi dan orang yang menjalankan organisasi
4.Kelayakan jadwal: dapat menggunakan model-model penjadwalan seperti PERT dan GANTT CHART. Apakah jadwal pengembangan layak atau tidak.

Hasil akhir analisis sistem (keputusan):
1.Hentikan pekerjaan, karena proposal tidak layak.
2.Tunggu beberapa saat, karena masih ada pertimbangan lain.
3.Modifikasi, manajemen memutuskan untuk memodifikasi prososal dengan subsistem lain.
4.Proses dengan syarat, ada persyaratan kelayakan.
5.Proses tanpa syarat, semua syarat terpenuhi. Proposal diterima dan proses dilanjutkan ke desain awal.

PERANCANGAN SISTEM

Analisis sistem digunakan untuk menjawab pertanyaan what? Sedangkan desain digunakan untuk menjawab pertanyaan how? Desain berkonsentrasi pada bagaimana system dibangun untuk memenuhi kebutuhan pada fase analisis.

Elemen-elemen pengetahuan yang berhubungan dengan proses desain:
1.Sumber daya organisasi: bertumpu pada 5 unsur organisasi, yaitu: man, machines, material, money dan methods.
2.Informasi kebutuhan dari pemakai: informasi yang diperoleh dari pemakai selama fase analisis sistem.
3.Kebutuhan sistem: hasil dari analisis sistem.
4.Metode pemrosesan data, apakah: manual, elektromechanical, puched card, atau computer base.
5.Operasi data. Ada beberapa operasi dasar data, a.l: capture, classify, arrange, summarize, calculate, store, retrieve, reproduce dan disseminate.
6.Alat bantu desain, seperti: dfd, dcd, dd, decision table dll.

Langkah dasar dalam proses desain:
1.Mendefinisikan tujuan sistem (defining system goal), tidak hanya berdasarkan informasi pemakai, akan tetapi juga berupa telaah dari abstraksi dan karakteristik keseluruhan kebutuhan informasi sistem.
2.Membangun sebuah model konseptual (develop a conceptual model), berupa gambaran sistem secara keseluruhan yang menggambarkan satuan fungsional sebagai unit sistem.
3.Menerapkan kendala2 organisasi (applying organizational contraints). Menerapkan kendala-kendala sistem untuk memperoleh sistem yang paling optimal. Elemen organisasi merupakan kendala, sedangkan fungsi-fungsi yang harus dioptimalkan adalah: performance, reliability, cost, instalation schedule, maintenability, flexibility, grouwth potensial, life expectancy. Model untuk sistem optimal dapat digambarkan sebagai sebuah model yang mengandung: kebutuhan sistem dan sumber daya organisasi sebagai input; faktor bobot terdiri atas fungsi-fungsi optimal di atas; dan total nilai yang harus dioptimalkan dari faktor bobot tersebut.
4.Mendefinisikan aktifitas pemrosesan data (defining data processing activities).
Pendefinisian ini dapat dilakukan dengan pendekatan input-proses-output. Untuk menentukan hal ini diperlukan proses iteratif sbb:
a.Mengidentifikasn output terpenting untuk mendukung/mencapai tujuan sistem (system’s goal)
b.Me-list field spesifik informasi yang diperlukan untuk menyediakan output tersebut
c.Mengidentifikasi input data spesifikik yang diperlukan untuk membangun field informasi yang diperlukan.
d.Mendeskripsikan operasi pemrosesan data yang diterapkan untuk mengolah input menjadi output yang diperlukan.
e.Mengidentifikasi elemen input yang menjadi masukan dan bagian yang disimpan selama pemrosesan input menjadi output.
f.Ulangi langkah a-e terus menerus samapi semua output yang dibutuhkan diperoleh.
g.Bangun basis data yang akan mendukung efektifitas sistem untuk memenuhi kebutuhan sistem, cara pemrosesan data dan karakteristik data.
h.Berdasarakan kendala-kendala pembangunan sistem, prioritas pendukung, estimasi cost pembangunan; kurangi input, output dan pemrosesan yang ekstrim
i.Definisikan berbagai titik kontrol untuk mengatur aktifitas pemrosesan data yang menentukan kualitas umum pemrosesan data.
j.Selesaikan format input dan output yang terbaik untuk desain sistem.

5.Menyiapkan proposal sistem desain. Proposal ini diperlukan untuk manajemen apakah proses selanjutnya layak untuk dilanjutkan atau tidak. Hal-hal yang perlu disiapkan dalam penyusunan proposal ini adalah:
a.Menyatakan ulang tentang alasan untuk mengawali kerja sistem termasuk tujuan/objektif khusus dan yang berhubungan dengan kebutuhan user dan desain sistem.
b.Menyiapkan model yang sederhana akan tetapi menyeluruh sistem yang akan diajukan.
c.Menampilkan semua sumber daya yang tersedia untuk mengimplementasikan dan merawat sistem.
d.Mengidentifikasi asumsi kritis dan masalah yang belum teratasi yang mungkin berpengaruh terhadap desain sistem akhir.
Sedangkan format dari proposal desain ini sangat berfariasi akan tetapi mengandung hal-hal di atas.

Prinsip Dasar Desain

Ada 2 prinsip dasar desain, a.l:
1.Desain sistem monolitik. Ditekankan pada integrasi sistem. Resource mana yang bisa diintegrasikan untuk memperoleh sistem yang efektif terutama dalam cost.
2.Desain sistem modular. Ditekankan pada pemecahan fungsi-fungsi yang memiliki idependensi rendah menjadi modul-modul (subsistem fungsional) yang terpisah sehingga memudahkan kita untuk berkonsentrasi mendesain per modul. Sebuah sistem informasi dapat dipecah menjadi 7 subsistem fungsional, a.l: data collection, data processing, file update, data storage, data retrival, information report dan data processing controls.

Petunjuk umum dalam desain subsistem fungsional sebuah sistem informasi:
1.Sumber data sebaiknya hanya dikumpulkan sekali sebagai input ke sistem informasi.
2.Akurasi sumber data sangat tergantung pada banyaknya langkah untuk me-record, collect dan prepare data untuk prosessing. Semakin sedikit langkah semakin akurat.
3.Data yang dihasilkan dari sistem berbasis komputer sebaiknya tidak dimasukkan lagi ke sistem.
4.Pewaktuan yang diperlukan untuk mengumpulkan data harus lebih kecil dari pewaktuan informasi tersebut diperlukan.
5.Perlu pemilihan cara pengumpulan data yang paling optimal
6.Pengumpulan data tidak harus on-line, melainkan tergantung dari kebutuhan informasi.
7.Semua sumber data harus dapat di validasi dan diedit segera setelah di kumpulkan.
8.Data yang sudah divalidasi, sebaiknya tidak divalidasi pada proses selanjutnya.
9.Total kontrol harus segera di cek lagi sebelum dan sesudah sebuah aktifitas prosesing yang besar dilakukan.
10.Data harus dapat disimpan hanya di 1 tempat dalam basis data kecuali ada kendala sistem.
11.Semua field data sebaiknya memiliki prosedur entri dan maintenance.
12.Semua data harus dapat dicetak dalam format yang berarti untuk keperluan audit.
13.File transaksi harus di maintain paling tidak dalam 1 siklus update ke basis data.
14.Prosedur backup dan security harus disediakan untuk semua field data.
15.Setiap file non sequential perlu memiliki prosedur reorganisasi secara periodik.
16.Semua field data harus memiliki tanggal update/akses penyimpanan terakhir.