Cari Blog Ini

Jumat, 08 Oktober 2010

Teori Pengambilan Keputusan

Pendahuluan

Secara popular dapat dikatakan bahwa mengambil keputusan atau membuat keputusan berarti memilih satu diantara banyak alternatif. Setiap orang tidak harus pimpinan dapat membuat keputusan akan tetapi dampak keputusan yang ditimbulkan berbeda-beda, ada yang sempit dan ada yang luas ruang lingkupnya yang terkena dampak atau pengaruh tersebut. Hampir setiap hari, bahkan setiap saat selalu ada keputusan yang dibuat misalnya di rumah tangga, di kantor, atau di dalam organisasi/perusahaan. Pada umumnya suatu keputusan dibuat dalam rangka untuk memecahkan permasalahan atau persoalan (problem solving). Keputusan yang dibuat pasti ada tujuan yang akan dicapai terutama dalam kesuksesan organisasi/perusahaan pada masa yang akan datang.

Dalam dunia bisnis modern, kehidupan menuntut banyak sekali keputusan yang harus dibuat. Hal ini terkait dengan dengan cepatnya fluktuasi informasi yang ada terutama dalam informasi pasar global. Kecepatan, keakuratan dan ketepatan dalam membuat keputusan sangat mempengaruhi kopetensi organisasi/perusahaan dalam menciptakan daya saing yang unggul.

Inti dari pengambilan keputusan ialah terletak dalam organisasi/perusahaan berbagai alternatif tindakan sesuai dan dalam pemilihan alternatif yang tepat setelah evaluasi (penilian) mengenai efektivitasnya dalam mencapai tujuan yang dikehendaki pengambil keputusan. Pengambilan keputusan yang efektif merupakan tolok ukur keberhasilan organisasi/perusahaan dimasa depan.

Kategori Keputusan

1. Keputusan dalam Keadaan ada Kepastian

Apabila semua informasi yang diperlukan untuk mengambil keputusan lengkap, maka keputusan dikatakan dalam keadaan atau situasi ada kepastian. Dengan perkataan lain dalam keadaan ada kepastian kita dapat meramalkan secara tepat atau eksak hasil dari setiap tindakan (action).

Pemecahan: Deterministic

Teknik: a) Linear Programming, b) Model Transportasi, c) Model penugasan, d) Model Inventory, e) Model Antrian, f) Model Network

2. Keputusan dalam Keadaan ada resiko (risk)

Resiko terjadi kalau hasil pengambilan keputusan walaupun tidak diketahui dengan pasti akan tetapi diketahui nilai kemungkinan (probabilitasnya).

Pemecahan: Probabilistic

Teknik: a) Model Keputusan Probabilistic, b) Model Inventory Probabilistic, c) Model antrian Probabilistic.

3. Keputusan dalam Keadaan Ketidakpastian (uncertainty)

Ketidakpastian akan kita hadapi sebagai pengambil keputusan kalau hasil kuputusan sama sekali tidak tahu karena hal yang akan diputuskan belum pernah terjadi sebelumnya.

Pemecahan: tambahan informasi dan menggunkan “subjective probability” yaitu nilai probabilitas yang anda ciptakan sendiri.

Teknik: Analisis keputusan dalam keadaan ketidakpastian.

4. Keputusan dalam Keadaan ada Konflik (conflict)

Situasi konflik terjadi kalau kepentingan dua pengambil keputusan atau lebih saling bertentangan (ada konflik) dalam situasi konpetitif. Pengambil keputusan bisa juga berarti pemain (player) dalam suatu permainan (game).

Pemecahan: Terantung tindakan lawan

Teknik: Teori Permainan (game theory)

Faktor yang harus diperhatikan dalam Pengambilan Keputusan:

1. Hal-hal berwujud dan tidak berwujud.

2. Keputusan harus dapat dijadikan bahan untuk mencapai tujuan organisasi.

3. Keputusan jangan berorientasi kepentingan pribadi.

4. Jarang ada pilihan yang memuaskan.

5. Pengambilan Keputusan merupakan tindakan mental.

6. Pengambilan Keputusan yang efektif memerlukan waktu cukup lama.

7. Perlu Pengambilan Keputusan yang praktis untuk mendapatkan hasil yang lebih baik.

8. Keputusan hendaknya dilembagakan agar dapat diketahui apakah keputusan tersebut benar atau salah.

9. Keputusan merupakan awal dari serangkaian kegiatan berikutnya.

Langkah-Langkah dalam Pengambilan Keputusan

1. Rumuskan/identifikasi persoalan keputusan

2. Kumpulkan informasi yang relevan

3. Cari alternatif tindakan

4. Analisis alternatif yang fleksibel

5. Memilih alternatif terbaik

6. Laksanakan keputusan dan evaluasi hasilnya

Langkah menangani masalah:

1. Mengusahakan keterangan dan penjelasan tentang masalah itu.

2. Identifikasi sasaran atau tujuan kegiatan yang akan dilakukan.

3. Mengatur tingkat keberhasilannya.

4. Menentukan kriteria keberhasilan pencapaian tujuan.

5. Memperhatikan faktor lingkungan.

6. Meneliti alternatif pemecahan masalah sehingga diketahui masing-masing kenggulan dan kekurangannya.

7. Merumuskan model mana yang dimungkinkan untuk pemecahan masalah.

8. Mengumpulkan data untuk pengukuran dan memilih alternatif mana yang dianggap paling tepat.

9. Mengadakan perbandingan antara model yang satu dan model yang lain.

10. Menguji hasil analisis untuk lebih meyakinkannya.

11. Mempertimbangkan apapakh terdapat segi2 ketidakefisienan yang terjadi.

12. Mengadakan ringkasan, bila perlu menyertakan juga saran2nya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar